Lantas langkah apa yang harus kita lakukan agar regenerasi dapat dilaksanakan dengan baik dan konsisten? Menurut saya, kuncinya adalah sikap legowo para pemimpin. Jika sikap ini tidak dimiliki para pemimpin, maka akan sulit bagi angkatan muda untuk promosi. Seorang pemimpin, pastinya memiliki jaringan yang lebih luas, dan biasanya memiliki akses ke decision maker, sehingga kemungkinan memenangkan “pertarungan” selalu lebih besar. Memang, dalam beberapa kasus orang muda juga bisa dengan mudah promosi, tapi biasanya berasal dari kerabat para elit atau memang kemampuannya sangat isitimewa yang notabene saat ini sangat jarang ditemui. Dengan sikap LEGOWO, pergantian tampuk kepemimpinan akan dipandang sebagai hal yang lumrah bahkan suatu keharusan dan bukan kegagalan “bertarung”. Setiap pemimpin, apapun levelnya, seharusnya memandang jabatan sebagai sesuatu yang harus di-ESTAFETkan ke generasi selanjutnya. Dengan demikian, masa bhaktinya tidak hanya diisi dengan melaksanakan tanggung jawab sesuai job description-nya, tetapi juga dijadikan time frame untuk melatih dan melahirkan calon-calon pemimpin baru hingga akhirnya siap untuk menggantikannya. Jika hal ini dapat kita jalankan dalam setiap peran di kehidupan kita, maka paguyuban ini akan dipenuhi para PEMIMPIN SEJATI, yaitu pemimpin yang mendidik dan melahirkan pemimpin baru sebagai penerus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar